Mancing Asyik di Pemecah Ombak DAM Pelabuhan Tanjung Priok


Bel pulang berbunyi, semua karyawan mulai berkemas untuk meninggalkan kantor dan menuju rumah masing-masing. Saya pun ikut berkemas dan segera pulang. Tak biasanya saya pulang cepet, ini karna ada janji dengan teman saya, kita mau mancing di Pemecah Ombak Pelabuhan Tanjung Priok. Lokasi pemancingan tidak jauh dari rumah kos saya, sehingga saya tidak terburu-buru. Saya sampai rumah dan mandi, setelah itu saya mempersiapkan alat pancing dan perlengkapannya. Ketika semua sudah siap, saya memacu kendaraan roda dua menuju ke dermaga penyeberangan. Kita janjian di deket dermaga (di parkiran motor). Sebelum sampai dermaga saya membeli udang hidup terlebih dahulu, udang ini digunakan sebagai umpan. Lalu saya lanjut ke dermaga dan sampai di dermaga kedua teman saya telah siap menunggu.

Akhirnya tanpa berfikir lama lagi, kami memutuskan untuk menyebrang ke pemecah ombak. Karna penumpangnya masih sedikit, prahu ga langsung jalan, sambil menunggu kami melengkapi perbekalan di warung sebelah. Kami membeli air mineral 3 botol, kopi sachet, roti, rokok, mie instan. Perbekalan sudah lengkap, kami menunggu sejenak di atas prahu. 15 menit berlalu akhirnya prahu jalan menuju pemecah ombak, tarif prahu 15 ribu per orang per perjalanan.




25 menit perjalanan, akhirnya sampai juga di pemecah ombak lampu merah. Kami turun dari prahu, kami membayar 45 ribu rupiah, dan mengumpulkan semua peralatan dan perbekalan di tempat yang aman dan nyaman. Karpet alias terpal kita buka, kemudian kami keluarkan joran andalan kami masing-masing. Saya melihat jarum jam menunjukkan pukul 18:30 wib, bergegas saya mengambil wudhu dengan air laut, saya pun menunaikan ibadah sholat maghrib. Setelah Sholat saya merangkai joran dengan settingan kail teknik mancing dasar. Joran pertama selesai di setting, dengan umpan udang hidup saya lemparkan ke tengah. Sambil menunggu umpan disambar, saya mengeluarkan joran kedua, dan kali ini saya mencoba teknik pelampung alias ngambang. Dengan bantuan pelampung besar plus umpan udang hidup saya lemparkan kembali kail ke tengah.


2 Joran sudah mengadu nasip mencari mangsa ikan predator malam hari. 30 menit kemudian teman saya mendapat sambaran pertama, ikan kerapuh dengan berat 500 gram berhasil di angkat. Girang bukan main, dengan gaya angkuhnya dia menyombongkan diri seakan dialah pemancing hebat. Saya pun tak tinggal diam, saya makin tertarik untuk mendapatkan sambaran ikan. Saya mencoba mancing di karang yang ga begitu dalam, alhasil seekor kepiting ranjungan berhasil saya amankan. Ikan Sembilang dengan berat 2 kg berhasil saya amankan kembali, meski dengan perjuangan yang luar biasa, karena sempat masuk ke karang, tapi dengan kesabaran ekstra, ikan berhasil naik ke daratan.

Malam semakin larut dan kondisi sedikit memburuk. Petir menyambar disertai angin besar, kondisi ini menandakan akan terjadi hujan. Akibat angin dan ombak yang besar kami menghentikan aktivitas memancing sejenak. Kami bergegas memakai jaket dan pelindung badan lain sebagai pelindung angin yang bisa menyebabkan masuk angin.

Tak lama kemudian, hujan lebat menyerang kami, ini pertanda buruk datang. Kami hanya bisa pasrah, mengenakan jas hujan dan diam di atas batu. Tas dan perlengkapan lain kami amankan di bawah terpal. Ga lama kemudian hujan pun reda, kami memanfaatkan momen tersebut untuk menyeduh air panas untuk membuat kopi. Kompor saya keluarkan dari tas beserta panci, ku hidupkan kompor tersebut dan air kami masak. Berhubung angin kencang, kompor kami tutup dengan tas secara keliling. Airpun mendidih, kami segera menyeduh kopi untuk menghangatkan badan. Sungguh nikmat luar biasa, di pinggir agak tengah laut, kena hujan, angin besar, sambil minum kopi panas. Subhanallah, MasyaAllah, Allahu Akbar. 

Namun setelah kami selesai menyeduh kopi, hujan kembali datang. Kami kembali duduk terdiam dengan memakai jas hujan. Perlahan hujan kembali reda, kami pun membersihkan terpal dan memasangnya kembali. Kami sudah tidak bergairah lagi untuk memancing. Kami sempat berfikir untuk pulang, tetapi tidak ada perahu melintas. Akhirnya langit memberikan  harapan positif dengan menyingkirkan mendung geser jauh menjauhi kami. Kami pun memutuskan untuk tidur, dan meneruskan mancing di pagi hari.

Saya pun mencoba melempar kail untuk mencari peruntungan. Setelah semua beres, kami pun tidur bejejer tiga orang. Angin semakin kencang disertai ombak yang semakin besar, sedikit mengganggu kosentrasi kami untuk tidur. Namun kami berusaha tidur, meskipun tidur ayam, bentar-bentar bangun. Menjelang pagi angin mulai berkurang, ombak pun berubah menjadi ombak kecil. Saya mencoba mengamati joran satu persatu, terdengar suara prahu melintas dengan suara khasnhya (otok-otok). Saya pun dikejutkan dengan joran yang bergoyang seakan disambar ikan monster, saya langsung berlari menuju joran, setelah saya angkat jorannya dan mulai memainkan gulungan senar, ternyata yang menyambar adalah prahu yang lewat tadi. Aduhhh, sial deh, padahal udah kaget banget, kayak dapet ikan besar banget. Akhirnya saya teriak ke tukang prahu, " bang, nyngkut nih." Dia pun memperlambat prahu dan melepaskan lilitan senar di baling-baling prahu. Jantung masih berdetak kencang nih, eh yang nyangkut prahu. Saya pun kembali tidur karena jam masih menunjukkan pukul 03:30 pagi.

Kami pun tidur pulas sampai alarm hp saya berbunyi jam 5 pagi. Saya bergegas mengambil air wudhu, sholat subuh. Teman saya pun demikian dan kami mencoba men-setting joran kembali. Kami mencoba mencari peruntungan kembali dengan teknik mancing dasar. Saya iseng memasang kail kecil dengan memanfaatkan udang kupas saya mancing di pinggiran. Akhirnya sambaran ikan baronang membuka kembali kran pendapatan. Saya pun mengeluarkan joran andalan, yaitu tegek. Joran yang di khususkan untuk memancing ikan pinggiran, karena joran ini tidak dilengkapi dengan reel. 

Joran tegek pun menjadi pemenang dalam hal jumlah pendapatan ikan. Kami senang sekali memancing ikan baronang, saling bergantian kami tertawa saat mengangkat ikan ke daratan. Sungguh bahagia itu sederhana, dengan mancing bareng, ketawa bareng, kami sudah sangat bahagia. 

Matahari semakin naik, kami pun merasakan semakin panas sinarnya. Jarum jam menunjukkan pukul 10 pagi, perolehan ikan kami pun lumayan untuk lauk makan siang. Akhirnya kami memutuskan untuk pulang. Kami berkemas merapikan alat pancing dan perlengkapan lain sambil menunggu prahu melintas. 


Semua peraatan sudah rapi, kebetulan ada prahu melintas, kami pun melambaikan tangan sambil berteriak. Kang prahu pun menyadari teriakan kami dan mendekati kami. Kemudian bersandar di pemecah ombak, kami pun naik ke prahu tersebut. Mancing pun telah selesai dan kami kembali ke rumah untuk mengolah hasil tangkapan. Kami mengolah ikan tersebut dengan cara di goreng kering dengan bantuan tepung ikan goreng praktis. Mantap !!!



Pesan kami buat anda yang ingin mancing ke Pemecah Ombak Pelabuhan yaitu: 
1. Persiapkan fisik dengan baik, karena cuaca akan berubah dengan cepat, tidak bisa di prediksi
2. Usahakan membawa jas hujan, alas karpet atau terpal
3. Jika mancing siang usahakan membawa topi, kaca mata, sarung tangan, sepatu, dsb karena siang sangat terik.
4. Kalo bisa membawa kompor kecil atau termos karena tidak ada penjual kopi
5. Persiapkan umpan dan kail jangan sampai kehabisan
6. Jangan mengandalkan 1 joran saja, karena beberapa teknik bisa di coba disana
7. Jika mancing malam usahakan bawa penerangan
8. Jika punya, bawalah tenda, agar dapat melindungi diri dari cuaca buruk atau angin badai.
9. Selalu berdoa dimanapun berada
10. Jaga kebersihan, jangan buang sampah sembarangan, usahakan dibawa ke pinggir lagi.

Kami sangat berharap kritik dan saran dari pembaca demi kebaikan artikel dan blog ini. Silahkan bagikan artikel ini agar bermanfaat untuk orang-orang yang membutuhkannya.

Lihat Video Mancing Ini :

1. Mancing Di DAM Lampu Merah Priok
2. Mancing Di DAM Lampu Hijau Priok
3. Mancing Di Pulau Untung Jawa
4. Mancing Di Muara Blacan


9 comments:

Aaigit said...

Ulasan menarik ... makasih gan sharingnya ...

Anonymous said...

Thanks gan komentarnya

Unknown said...

Infonya mantap, pengen coba mancing kesana, mdh2an strike terus hehehe

Unknown said...

Infonya mantap, pengen coba mancing kesana, mdh2an strike terus hehehe

ilmuchadas said...

mantap artikelnya.
saya mau tanya beli umpan hidupnya dimana ya??

Mansyur Joint said...

umpan hidup di Jembatan BKT bang

Unknown said...

Ada contact kaptennya min?

Chamsardan Siregar said...

Saya kepingin gabung mancing, tolong balas ya.

Unknown said...

Wih...seru juga ya,,,Terima kasih sobat sudah berbagi artikel ,yg seru,mantap dan sangat bermanfaat