Pendakian Gunung Sikunir 2350 mdpl

Puncak Sikunir
Kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya ketika berkunjung ke Bukit Sikunir yang terletak di Desa Sembungan,Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Bukit Sikunir adalah salah satu wisata andalan Dataran Tinggi Dieng dengan ketinggian 2350 mdpl. Saat ini wisata ini semakin ramai dikunjungi wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Salah satu yang paling menarik dari tempat wisata ini adalah indahnya sunrise atau sering disebut golden sunrise sikunir. Keindahan alam yang dipadukan dengan keharmonisan warga sekitar membuat kawasan ini selalu ramai pengunjung.

Dalam perjalanan ini Saya di temani 6 orang teman saya mengendarai motor dari Purworejo Jawa Tengah. Pukul 13:30 Wib kami memulai perjalanan dari Pusat Kota Purworejo dengan di hiasai gerimis ringan. Kami ber-iringan melintasi Jalan Raya Magelang kemudian membelok menuju Jalan Raya Purworejo-Wonosobo. Hujan semakin besar, terpaksa kami berhenti untuk memakai jas hujan. Kami berjalan lagi dan menikmati tanjakan, kelokan, turunan tajam, serta jalanan yang agak licin. Kami berkendara dikisaran kecepatan 40-70 km/jam. Kami harus berkonsentrasi penuh karena hujan lebat disertai kabut yang sedikit menghalangi jarak pandang kami. Atas tebing dan bawah jurang dengan tikungan tajam, tanjakan terjal, turunan sedang adalah gambaran Jalan Raya Purworejo-Wonosobo. Bagi kami ini adalah keindahan yang kami harapkan untuk memacu adrenalin kami.


Spot foto yang cantik di Puncak Sikunir
Pukul 15:30 kami sampai di Alun-Alun Wonosobo,kami berhenti sejenak untuk melepas jas hujan karena hujan mereda dan tinggal gerimis kecil. Kami melanjutkan perjalanan menuju Jalan Dieng, jalan yang menuju ke arah utara. Setelah berjalan sekitar setengah jam, hujan kembali turun terpaksa jas hujan kami pakai lagi. Kami melanjutkan perjalanan dan di Pom bensin terakhir arah dieng kami berhenti untuk mengisi bahan bakar dan menjalankan Sholat Ashar. Kami kembali melanjutkan perjalanan melewati Jalan Raya Dieng dengan gambaran jalan menanjak dan berkelok di hiasi pemandang bukit yang sangat indah. Disebuah jembatan kami berhenti sejenak karena melihat indahnya Gunung Sindoro. Kami melakukan foto bersama dan sedikit menikmati segarnya udara pegunungan. Kami melanjutkan perjalanan menuju Bukit Sikunir, karena waktu hampir maghrib kami menambah kecepatan laju motor dengan harapan masih dapat shalat maghrib di base camp Sikunir.

Akhirnya setelah melalui jalanan yang sedikit rusak dan menajak kami sampai di Desa Sembungan. Dan 10 menit dari gapura adalah base camp sikunir. Kami segera memarkir kendaraan di tempat parkir yang tersedia selanjutnya mendaftar simaksi di base camp dengan biaya sebesar Rp. 10.000,- kemudian kami sholat maghrib. Setelah sholat maghrib kami membaca peraturan pendakian, dan ternyata di Bukit Sikunir ini tidak boleh nge camp di puncak, kami boleh mendirikan tenda di dekat base camp dan lokasi camp memutari sebuah danau yang dikenal dengan Danau Cebong. Kemudian untuk pendakian diperbolehkan mulai pukul 03:00 wib. Saya sempat bertanya-tanya mengapa gak boleh nge-camp di puncak yah, padahal kan ini bukit pendek bukan gunung tinggi dengan cuaca yang sangat ekstreem di puncaknya. Setelah kami membaca peraturan lebih detail ternyata alasan utamanya tentunya keamanan dan keselamatan pendaki. Selanjutnya panjang trek cuman 800 meter sehingga tidak perlu menginap di puncak untuk menikmati sunrise. Cukup bangun pagi sekitar pukul 05:00 langsung deh jalan ke atas.
Panjang Trek Pendakian Sekitar 800 meter
Setelah semua peraturan kami pahami, waktu memasuki waktu sholat isya’, kami segera bersholat. Setelah sholat kami mencari lokasi untuk mendirikan tenda. Kami mendirikan dua buah tenda berhimpitan disebelah utara danau. Tenda selesai kami langsung menghidupkan perapian yang bersumber dari kompor, untuk menghangatkan panci yang berisikan air. Setelah mendidih kami bersama-sama membuat susu jahe yang bertujuan untuk menghangatkan tubuh kami. Memang ini sudah memasuki musim hujan, tapi dingin nya masih seperti musim kemarau. Kemudian kami masak mie instan untuk mengganjal perut kami.

Sambil menunggu pagi hari, kami bercanda , bermain kartu, ada juga yang chatting dengan teman dekatnya, ada juga yang kedinginan. Sungguh keceriaan yang tidak bisa dibayar. Keindahan kebersamaan ini sulit di dapatkan jika kita tinggal di kota besar. Dimana kebahagiaan serta kebersamaan anak kota itu bisa di nikmati ketika ada uang. Namun bagi kita anak desa, kebersamaan tercipta begitu saja tanpa melihat uang, istilahnya makan gak makan yang penting ngumpul.


Kapan lagi bisa foto seperti ini ?
Jarum jam menunjukkan pukul 00:00 wib, saya menyarankan kepada teman-teman untuk tidur. Akhirnya kami tidur, dan terbangun pukul 04:00 wib. Saya memasak nasi dan menyiapkan sarapan pagi. Sarapan sudah siap kubangunkan teman-teman dan kami makan bersama. Setelah sarapan selesai kami sholat subuh berjama’ah di mushola samping base camp. Dan setelah sholat kami bersiap-siap membawa perlengkapan pendakian, tentunya yang gak boleh tertinggal adalah kamera digital. Alat wajib seorang pendaki yang kadar kewajibannya di bawah makanan.

Kami berdoa bersama sebelum mendaki, dan pendakian kami lakukan bersama-sama dengan teman-teman lain yang cukup ramai. Kami berjalan bersama dengan canda dan tawa. Butuh waktu 30 menit untuk sampai Puncak Sikunir dengan panjang lintasan 800 meter.

Sampailah kami di Puncak Sikunir yang telah di padati oleh pendaki-pendaki. Kami berusaha mencari celah yang lebih tinggi agar bisa menikmati Golden Sunrise Sikunir. Akhirnya kami menemukan tempat strategis untuk menunggu matahari terbit dengan kamera-kamera hebat kami. 


Ini bisa digunakan untuk foto pre wedding
Matahari terbit dan saya pun telah menyiapkan handy camp agar setiap detik terbitnya matahari dapat di abadikan. Kami berfoto-foto sepuas kami sampai memory yang ada habis. Selfi, foto bareng, foto pemandangan, foto sana, foto sini, semuanya penuh dengan foto-memoto. Memang sangat indah sekali pemandangan di Puncak Sikunir ini. Di depan kami ada Gunung Sindoro yang berdiri dengan tegaknya disertai kepulan asap dari puncak gunungnya. Selain Gunung Sindoro ada juga Gunung –gunung yang lain yang nampak tertata rapi dan sangat memanjakan mata. Rugi jika anda ke Dieng tapi tidak berkunjung ke Bukit Sikunir ini. Karena banyak juga wisata di sepanjang jalan menuju Bukit Sikunir ini.

Selanjutnya setelah foto-foto selesai, kami turun ketempat berdirinya tenda dan membongkar tenda dan selanjutnya berkemas-kemas. Setelah selesai, kami berjalan kearah kota Wonosobo dan kemudian makan siang di pinggir jalan di sekitar Jalan Raya Dieng. Selanjutnya kami menuju Kebun The Tambi, kami mampir sejenak untuk berfoto-foto. Setelah semua selesai kami memutuskan untuk pulang. Dan sebelum pulang tentunya kami mampir di toko oleh-oleh. Kami belanja oleh-oleh dan selanjutnya kami pulang menuju Purworejo. 

Demikian cerita saya tentang perjalanan ke Gunung Sikunir Wonosobo, semoga cerita singkat ini membantu teman-teman semua. Bagikan artikel ini jika bisa bermanfaat buat orang terdekat anda. Kritik dan saran saya tunggu untuk kemajuan blog ini. Thanks

1 comment:

Sefa RJ said...

Di basecamp apakah ada tempat menginap atau homestay untuk tidur sejenak? Soalnya saya tidak membawa tenda :D